BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan
interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan anatar pribadi. Sebagai makhluk
sosial, peserta didik senantiasa melakukan interaksi sosial dengan orang lain.
Interaksi sosial menjadi faktor utama dalam hubungan interpersonal antara dua
orang atau lebih yang saling mempengaruhi. Seiring dengan perkembangan
lingkungan sosial seseorang, interaksi sosial meliputi lingkungan sosial yang luas, seperti sekolah dan dengan
teman-teman. Dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana perkembangan interaksi
sosial atau hubungan peserta didik dengan keluarga, sekolah, dan dengan teman
sebaya.
BAB
II
PEMBAHASAN
Jenis Hubungan
Interpersonal
Terdapat
tipe-tipe hubungan interpersonal yaitu: tipe cinta, Pernikahan, dan
perselingkuhan sebagai berikut:
1. Cinta
Jatuh cinta
memiliki makna yang berbeda-beda. Cinta juga dapat mendatangkan segala jenis
emosi, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan. Dalam teorinya, Stenberg
mengemukakan bahwa cinta memiliki tiga dimensi, yaitu hasrat (passion),
keintiman (intimacy), dan komitmen/keputusan (comitment/decision).
a. Hasrat
Dimensi ini
menekankan pada intensnya perasaan (keterbangkitan) yang muncul dari daya tarik
dari daya tarik fisik dan daya tarik seksual. Pada jenis cinta ini, seseorang
mengalami ketertarikan fisik secara nyata, selalu memikirkan orang yang
dicintainya sepanjang waktu, melakukan kontak mata secara intens saat bertemu,
mengalami perasaan indah saat seperti melambung ke awan, mengagumi dan
terpesona dengan pasangan, detak jantung meningkat, mengalami perasaan
sejahtera, ingin selalu bersama pasangan yang dicintai, memiliki energi yang
besar untuk melakukan sesuatu demi pasangan mereka, merasakan adanya kesamaan
dalam banyak hal, serta tentu saja merasa sangat bahagia.
b. Keintiman
Dimensi ini
tertuju pada kedekatan perasaan antara dua orang dan kekuatan yang mengikat
mereka untuk bersama. Sebuah hubungan akan tercapai keintimanan emosional jika
kedua belah pihak saling mengerti, terbuka, dan saling mendukung, serta bisa
berbicara apapun tanpa merasa takut ditolak. Mereka mampu untuk saling
memaafkan dan menerimanya, khususnya ketika mereka tidak sependapat atau
berbuat kesalahan.
c. Komitmen/keputusan
Pada dimensi
komitmen/keputusan, seseorang berkeputusan untuk tetap bersama dengan seorang
pasangan dalam hidupnya. Komitmen dapat bermakna mencurahkan perhatian,
melakukan sesuatu untuk menjaga suatu hubungan tetap langgeng, melindungi
hubungan tersebut dari bahaya, serta memperbaiki bila hubungan dalam keadaan
kritis.
2. Pernikahan
Pernikahan
adalah sebuah komitmen yang serius antar pasangan dan dengan mengadakan pesta
pernikahan, berarti secara sosial diakui bahwa saat itu pasangan telah resmi
menjadi suami istri. Duvall & Miller (1985) menjelaskan bahwa pernikahan
adalah hubungan pria dan wanita yang diakui secara sosial, yang ditunjuk untuk
melegalkan hubungan seksual, melegitimasi membesarkan anak, dan membangun
pembagian peran di antarasesama pasangan.
Pernikahan
tentang penelitian pernikahan sudah banyak di indonesia, salah satunya adalah
penelitian yang dibuat oleh Dewi Latifa dengan judul fungsi dan dampak
persahabatan Lawan Jenis terhadap Kepuasan Pernikahan Dewasa Muda dan Dewasa
Madya. Dari hasil penelitian ini, diperoleh bahwa dapat menerima perubahan,
mampu hidup dengan hal-hal yang tidak dapat mereka ubah, mempu menerima
ketidaksamaan pasangan dan pernikahan, menikmati kebersamaan (Latifah, 2005).
Anak adalah salah satu faktor kepuasan pernikahan. Faktor-faktor yang mendukung
kepuasan pernikahan adalah adanya komunikasi yang terbuka, ekspresi perasaan
secara terbuka, saling percaya, tidak adanya dominasi pasangan, hubungan
seksual yang memuaskan, kehidupan sosial, tempat tinggal, penghasilan yang
cukup, anak, keyakinan beragama dan hubungan dengan mertua/ipar (Latifah, 2005).
3. Perselingkuhan
Mengapa
seseorang melakukan perselingkuhan? Terdapat banyak alasan bagi seseorang untuk
dapat melakukan perselingkuhan. Misalnya kurangnya perhatian istri terhadap
suami merupakan alasan paling umum bagi suami untuk mencari perhatian dari
Wanita lain. Apalagi, jika istri terlalu sibuk bekerja dan sibuk dengan
urusannya dirumah maupun diluar, dan postur tubuh istri yang
menggemuk(penampilan) juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya
perselingkuhan. Hal tersebut menunjukkan bahwa perselingkuhan yang dilakukan
oleh suami merupakan suatu hal yang menyakitkan bagi istri. Perselingkuhan
tersebut terjadi karena faktor-faktor yang ada dalam diri subjek, seperti
kurang perhatian atau tidak memenuhi harapan istri. Berikut adalah alasan
seseorang melakukan perselingkuhan, yaitu variasi seksual, untuk kesenangan,
companionship dengan wanita lain, kepuasan akan tantangan, merasa tertarik
kepada wanita yang lebih muda, memanfaatkan kesempatan yang ada, keinginan
untuk melanggar sesuatu yang dilarang, kebosanan akan pernikahan, istri tidak
lagi menarik secara fisik (tidak memiliki daya seksual), ingin menyakiti istri,
istri menjadi gemuk, istri terlalu fokus pada kerjaan, dan untuk mendapatkan
pengalaman romantis.
Sedangkan
menurut thens (1998) alasan yang sering digunakan untuk melakukan
perselingkuhan adalah sebagai pelarian karena pernikahannya tidak bahagia
ataupun untukmendapatkan cinta. Selain itu, perbedaan kelas sosial, agama, dan
kebiasaan juga dapat dijadikan alasan perselingkuhan. Selain itu, ketidaksiapan
dalam menerima perbedaan dan keunikan masing-masing merupakan salah satu faktor
seseorang melakukan perselingkuhan (satidarma, 2001).
Ada beberapa
jenis hubungan interpersonal, yaitu: a) berdasarkan jumlah individu yang
terlibat; b) berdasarkan tujuan yang ingin dicapai; c) berdasarkan jangka
waktu; serta d) berdasarkan tingkat kedalaman atau keintiman. Hubungan
interpersonal berdasarkan jumlah individu yang terlibat, dibagi menjadi 2,
yaitu hubungan diad dan hubungan triad.
Hubungan diad
merupakan hubungan atara dua individu. Kebanyakan hubungan kita dengan orang
lain bersifat diadik. William Wilmot mengemukakan beberapa ciri khas hubungan
diad, dimana setiap hubungan diad memiliki tujuan khusus, individu dalam
hubungan diad menampilkan wajah yang berbeda dengan ‘wajah’ yang ditampilkannya
dalam hubungan diad yang lain, dan pada hubungan diad berkembang pola
komunikasi (termasuk pola berbahasa) yang unik/ khas yang akan membedakan
hubungan tersebut dengan hubungan diad yang lain. Sedangkan hubungan triad
merupakan hubungan antara tiga orang. Hubungan triad ini memiliki ciri lebih
kompleks, tingkat keintiman/ kedekatan anatar individu lebih rendah, dan
keputusan yang diambil lebih didasarkan voting atau suara terbanyak (dalam hubungan
diad, keputusan diambil melalui negosiasi).
Hubungan
interpersonal berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, dibagi menjadi 2, yaitu
hubungan tugas dan hubungan sosial. Hubungan tugas merupakan sebuah hubungan
yang terbentuk karena tujuan menyelesaikan sesuatu yang tidak dapat dikerjakan
oleh individu sendirian. Misalnya hubungan antara pasien dengan dokter,
hubungan mahasiswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas, dan lainlain.
Sedangkan hubungan sosial merupakan hubungan yang tidak terbentuk dengan tujuan
untuk menyelesaikan sesuatu. Hubungan ini terbentuk (baik secara personal dan
sosial). Sebagai contoh adalah hubungan dua sahabat dekat, hubungan dua orang
kenalan saat makan siang dan sebagianya.
Hubungan
interpersonal berdasarkan jangka waktu juga dibagi menjadi 2, yaitu hubungan
jangka pendek dan hubungan jangka panjang. Hubungan jangka pendek merupakan
hubungan yang hanya berlangsung sebentar. Misalnya hubungan antara dua orang
yang saling menyapa ketika bertemu di jalan. Sedangkan hubungan jangka panjang
berlangsung dalam waktu yang lama. Semakin lama suatu hubungan semakin banyak
investasi yang ditanam didalamnya (misalnya berupa emosi atau perasaaan,
materi, waktu, komitmen dan sebagainya). Dan karena investasi yang ditanam itu
banyak maka semakin besar usaha kita untuk mempertahankannya.
Selain ketiga
jenis hubungan interpersonal yang sudah dijelaskan di atas, masih terdapat satu
lagi jenis hubungan interpersonal yang didasarkan atas tingkat kedalaman atau
keintiman, yaitu hubungan biasa dan hubungan akrab atau intim. Hubungan biasa
merupakan hubungan yang sama sekali tidak dalam atau impersonal atau ritual.
Sedangkan hubungan akrab atau intim ditandai dengan penyingkapan diri
(self-disclosure). Makin intim suatu hubungan, makin besar kemungkinan terjadinya
penyingkapan diri tentang hal-hal yang sifatnya pribadi. Hubungan intim terkait
dengan jangka waktu, dimana keintiman akan tumbuh pada jangka panjang. Karena
itu hubungan intim akan cenderung dipertahankan karena investasi yang
ditanamkan individu di dalamnya dalam jangka waktu yang lama telah banyak.
Hubungan ini bersifat personal dan terbebas dari hal-hal yang ritual.
BAB
III
KESIMPULAN
Hubungan
interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan
interpersonalnya.Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa
makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan
dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya;
sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
Terdapat
tipe-tipe hubungan interpersonal yaitu: tipe cinta, Pernikahan, dan
perselingkuhan. Dalam melakukan hubungan interpersonal, ada tiga faktor yang
mempengaruhi suatu ketertarikan interpersonal (interpersonal attraction), yaitu
faktor intern, faktor ekstern, dan faktor interaksi.
Comments
Post a Comment